Kamis, 11 September 2014

Please Deh Aah…!

Tittle               : Please Deh Aah…!
Genre             : Comady (mudah-mudahan aja lucu)
By                   :  Ima Siti Rahmah
Rafael



Bisma

Annabelle

Cast                : 
·   Annabelle
·  Bisma
·  Rafael
Copyright © By: Ima Siti Rahmah
~oOo~
Prolog
Please Deh Aah…!! #1
Tap. . tap. . .tap
satu persatu tangga menuju sawah Annabelle lalui dengan perasaan  riang, wajahnya yang manis dan terlihat sangat polos tak henti-hentinya menebarkan senyum yang menawan. Saat setelah sampai di tengah-tengah sebuah pematang sawah, ia memutar-mutarkan badannya bak  Cinderella yang baru saja diberi gaun pesta oleh ibu peri. Terang saja ia merasa senang seperti itu, karna ini merupakan liburan yang selalu di impikan oleh Annabelle. Liburan di tempat yang sunyi jauh dari kebisingan kota, dan tentunya jauh dari segudang tugas sekolah yang sangat  menjenuhkan.
Ia kembali melangkahkan kakinya, merentangkan kedua tangannya merasakan angin yang sepoi-sepoi menyapu kulitnya. Namun tiba-tiba saja Annabelle menghentikan langkahnya, ia merasakan sesuatu yang lembek dan agak basah terinjak oleh kakinya. Ia membungkukan badannya, tangannya mencolek sedikit benda yang menempel pada kakinya tersebut. Hidungnya mengendus-endus benda itu, baunya yang tajam sontan membuat perut Annabelle terasa mual. Senyum manisnya memudar, matanya yang bulat kini terbelalak saat ia mengetahui apa yang menjadi pijakan sebelah kaki Annabelle. “Oh tidak, ini kotoran kerbau… hhuaaaa..oh god, ini menjijikan” Annabelle segera menarik kakinya yang menginjak kotoran tersebut. Cepat-cepat ia membalikan badannya berniat untuk pulang kerumah saudaranya.
Mungkin memang hari itu hari sial bagi Annabelle, belum juga rasa kesalnya hilang karena barusaja menginjak kotoran kerbau. Kali ini kerbau aslinya terpampang jelas tak kurang dari 1 meter di depanya dan dengan sukses membuat Annabelle terlonjak kaget dibutnya “Muooo…”.  Annabelle berteriak histeris, ia mundur beberapa langkah mencoba menjauhkan diri dari hewan besar itu. Karna tidak memperhatikan jalan, Annabele terpeleset dan ~dugh~ buaknnya menyentuh tanah ternyata bokong Annabelle malah menduduki kotoran kerbau yang beberapa saat lalu ia injak “OH NO, WHAT THE HELL..!”  Jerit Annabelle.
Bisma yang sedari tadi duduk di atas kerbaunya sambil menenteng sebuah seruling bambu, akhirnya ia turun juga saat melihat Annabelle jatuh dan matanya kini sudah berkaca-kaca menanhan air mata. Belum sempat Bisma menawarkan bantuan pada Annabelle, ia sudah kena semprot oleh Annabelle “Jangan deket-deket, udah cukup gue dapet 3 kesialan hari ini sekaligus. Please-please, lo jauh-jauh deh dari gue.” Annabelle memalingkan wajahnya sambil memohon-mohon agar Bisma segera pergi dari hadapannya. Bisma yang merasa bingung melihat Annnabelle yang sepertinya ketakutan dengannya, ia mengerutkan keningnya sambil menaikan sebelah alisnya. “Aduh si enēng ini teh jangan takut sama saya, da sayamah bukan jurig alias hantu. Tapi saya mah Bisma, Bisma Karisma yang kasep tea sakota Garut.”
Annabelle menoleh kearah Bisma, pipinya mengembung, keningnya sengaja ia kerutkan seperti orang yang tengah berfikir. “Bantu gue berdiri, terus anter gue ke sungai itu.”
~oOo~
Annabelle berusaha membersihkan kakinya di sunggai, sedangkan Bisma tengah asyik memandikan kerbaunya. Annabelle terus menggosok-gosok kakinya, namun tetap saja bau kotoran kerbau tersebut enggan pergi. “Eem Bis bisma…lo bawa sabun mandi ngak ?” Tanya Annabelle ragu-ragu pada pemuda tersebut. Bisma melonggo saat mendengar pertanyaan Annabelle, ia berfikir bahwa gadis kota tersebut benar-benar sangat nekat mau mandi terang-terangan di sungai itu didepan matanya pula.
“Eeh, lo jangan mikir macem-macem yah. Gue bukan mau mandi disini, gue cuma mau bersihin kaki gue doang pake sabun, soalnya bau kotoran kebonya ngak mau ilang-ilang.”  Bisma hanya tertawa garing mendengar penjelasan dari Annabelle yang benar-benar tepat sasaran. Akhirnya Bisma pun memberikan Annabelle sebuah sabun mandi, dan tanpa pikir panjang lagi Annabelle langsung menggosokan sabun tersebut kekaki mulusnya.
Beberapa saat kemudian, Annabelle merasakan ada yang aneh dengan sabun tersebut. Annabelle memerhatikan bentuk sabun batang itu, lalu ia mendekatkan sabun tersebut kehidungnya. Ia mencium aroma yang berbeda dari sabun berwarna putih itu, ia menoleh kearah Bisma yang telah selesai memandikan kerbaunya dan sekarang tengah bersantai sambil meniup seruling bambunya di atas sebuah batu besar.
“Bisma..” Annabelle sedikit berteriak, ia takut suaranya tidak terdengar oleh Bisma karna gemuruh air sungai. Annabelle melambaikan tanggannya, memberikan symbol agar Bisma segera menuju kearahnya.
“Ada apa ?” Tanya Bisma sesaat setelah ia sampai dihadapan Annabelle. Annabelle menyodorkan sabun yang tadi diberikan Bisma pada Annabelle. “Udah ilang baunya ?” Annabelle hanya mengangguk ragu.
“Eh Bis, coba deh lo cium sabunnya. Lo ngerasa ngak sabun itu baunya lain ?”
“Hah lain gimana neng ?”
“Udah lo cium aja” Bisma pun mendekatkan sabun tersebut pada hidungnya yang bisa dibilang sedikit mancung tersebut. Ia menaikan sebelah alisnya, merasa tidak ada hal yang aneh dengan bau sabun tersebut.
“Ahh, biasa aja neng baunya… masih sama kayak yang kemaren..”
”kemaren ? maksudnya ?”
“iya masih sama bau sabun kecampur aroma tubuhnya si iteng, kebo saya itu” Annabelle terbelalak tak percaya saat mendengar pernyataan dari Bisma yang menunjukan wajah tanpa dosanya “BISMAAA….!!  Lo kurang ajar yah, lo samain kulit gue sama kulit kebo lo itu ? lo piker gue apaan ?” Annabelle memukul-mukul Bisma yang tengah kebingungan dengan sikap Annabelle yang tiba-tiba saja menyerangnya, padahal ia pikir ia sudah berbuat sangat baik terhadap orang yang baru saja ia temui di pematang sawah sekitar 30 menit yang lalu. Walaupun samapai saat ini dia belum mengetahui nama gadis itu, tapi gadis itu sudah mengetahui namanya. Benar-benar tak adil.
Tanpa fikir panjang lagi, Annabelle langsung pergi meninggalkan Bisma, Bisma berusaha menahan Annabelle. Namun dengan gesit Annabelle bias menghindar dari Bisma “Lo jangan mendekat, gue udah bisa baca bahwa lo itu bakalan bawa aura negative buat gue. Jauh-jauh lo dari gue.” Annabelle berusaha menjaga jarak dari Bisma, ia mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang, dan ~Wussh~ Annabelle lari dengan kecepatan maximum.
“Neng tunggu dulu, saya belum tau nama kamu hey..” Bisma berteriak memanggil Annabelle, namun percuma saja, Annabelle tak mengindahkan panggilan Bisma tersebut. Ia tetap saja meneruskan langkahnya. Akhirnya Bisma hanya bisa mengacak-acak rambutnya frustasi. “Dasar awēwē kota teh aneh-aneh pisan “ Bisma tersenyum, ia melipatkan kedua tangannya di dada “Tapi cantik juga sih” gumam Bisma sambil cengar-cengir.
~oOo~
Annabelle Pulang kerumah dengan kondisi yang sangat lusuh, seperti orang yang baru saja terseret gelombang Tsunami. Keadaaanya benar-benarkacau, ia pulang kerumah dengan bertelanjang kaki, ia tidak ingat apakah saat ia lari tadi ia masih memakai sandal ataukah tidak,  rambut panjangnya yang sengaja ia gerai yang mulanya rapih kini telah berantakan, baju lengan panjang dan celana jeans nya yang mulanya berwarna biru cerah kini warnanya sudah tidak nampak jelas karena tercampur oleh lumpur sawah ketiaka ia terjatuh saat berlari.
Annabelle duduk di rerumputan halaman depan rumah paman dan bibinya, ia berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Tatapan matanya kosong, ia masih sangat shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Rafael yang baru saja datang dengan motor gedenya memasuki halaman depan rumahnya, ia tak tau kalau yang sedang duduk di halaman rumahnya itu adalah sepupunya yang sudah 3 hari menginap dirumahnya.
Rafael menepuk-nepuk bahu Annabelle, namun tak ada respon dari Annabelle “Pergi sana, ini bukan tempat penampungan orang gila.” Annabelle yang sedari tadi hanya diam kini akhirnya ia menangis meraung-raung seperti anak kecil, ia benar-benar tak habis fikir kenapa Rafael tega menyebutnya sebagai orang gila. “Aduh Teh, jangan nangis di sini atuh. Nanti dikira orang saya ngapangapain kamu lagi.” Annabelle menatap kearah Rafael dengan tatapan yang sulit diartikan yang membuat Rafael semakin bingung dibuatnya.
Rafael tersenyum saat ia mendapatkan sebuah ide cemerlang, Rafael merogoh saku celana jeansnya lalu ia menggeluarkan satu keeping uang limaratusan. Ia memberikan uang tersebut pada Annabelle, Annabelle pun menerima uang tersebut ia menaikan sebelah alisnya kebinguanmgan.  “Uang itu buat teteh, sekarang teteh pergi yah dari sini” Annabelle memelototkan matanya, ia berfikir Rafael benar-benar kejam sudah tak mengenali dirinya lagi.
Annabelle menangis semakin menjadi-jadi, ia melingkarkan tangannya memeluk kaki kanan Rafael sambil sesekali mengelapkan ingus kecelana jeans Rafael, kini Rafaelpun ikut-ikutan menjadi histeris karena ulah Annabelle tersebut “Abah, Ambu tolongin anakmu yang ganteng ini.  Ada orang gila di depan rumah kita !” Rafael berteriak histeris, membuat Abah dan Ambunya yang sedang bersantai di ruang keluarga terlonjak kaget.
“Bah denger ngak tuh ?”
“Iya mbu, itu kayak si Rafa manggil-manggil kita.”
“Ada apalagi sih sama anak itu ?”
“Ngak tau lah mbu, orang dari tadi Abah sama ambu disini.”
“Yasudahlah bah, kita keluar saja”
Rafael berusaha melepaskan tangan Annabelle dari kakinya, namun hasilnya nihil. Annabelle malah memperkuat dekapannya di kaki Rafael. Abah dan Ambu yang baru saja keluar dari rumah untuk melihat keluar rumah, mereka terkejut melihat putra semata wayang nya yang sedang meraung-raung meminta pertolongan dari mereka. “Abah, Ambu cepetan atuh. Rafael anak mu yang ganteng ini takut sama makhluk jadi-jadian ini.” Rafael bergidik ngeri menunjuk Annabelle yang juga sama-sama sedang meraung-raung meminta pertolongan, namun dalam konteks yang berbeda.
“Huaaa Paman, Bibi tolongin Anna. Rafael jahat, dia udah ngata-ngatain Anna. Tadi dia bilang Anna orang gila, terus orang aneh, sekarang dia bilang Anna itu makhluk jadi-jadian huaaaa…Rafael jahat..” Rafael dan juga kedua orang tuanya melongo saat mengetahui orang yang sedang duduk selonjoran sambil memeluk kaki Rafael itu adalah Annabelle, dan sekali lagi Annabelle mengelapkan ingusnya kecelana jeans Rafael.
“haduuuh Annabelle lo jorok banget siih…”  

Share This!



5 komentar: