Cerpen Karya Abida Mualifa
Aku membencinya, itulah yang selalu terbisikkan saat aku melihatnya. Meskipun kami di lahirkan di rahim yang sama, aku tak prnah bisa benar benar menyayanginya, walau aku selalu berusaha. Bayangkan saja , keluargaku yang dulunya bersinggah di istana megah, sekarang cuma bisa hidup dinaungi rumah sampah. Yang dulu menikmati sajian ala Eropa, sekarang cuma makan nikmat dari dermawan yang iba. Keluargaku pun kacau balau ayah telah meninggal 2 thun slam , ibu menyusul ayah 6 bulan kemudian, dan dari siapa lagi asal muasal semua -jungkir balik- ini kalau bukan gadis penyakitan, Keyla.
Akupun sudah lelah dengan kehidupan busuk ini. Aku lebih memilih kehidupan glamour , dengan dugem dan dunia malam. Uangnya, tentu aku peroleh dari menjual diri bersama om om , atau lelaki hidung belang, yang penting aku punya banyak uang. Miras pun sudah seperti makanan pokok untukku. Akibatnya aku mengidap gagal ginjal akut, tapi inilah hidup ,setiap pilihan berkonsekuensi. Tapi aku menikmati ini semua, walau aku tau ganjarannya neraka.
Kembai ke keyla. Perlakuanku tak pernah lembut kepadanya , walaupun dia saudara kandungku. Selalu saja saat melihatnya, terpapar kebahagianku yang terenggut dengan kejamnya. Keyla adalah adik kandungku umurnya sudah 18 tahun, terpaut 5 tahun denganku, tapi psikisnya seperti anak berumur 10 tahun, dia mengidap penyakit yang menghambat kedewasaan psikisnya –entahlah apa nama penyakitnya, sulit disebutkan- yang pengobatannya membutuhkan banyak biaya, dan belum bisa disembuhkan sampai sekarang. Untuk obat penyambung hidupnya, kusisihkan dari uang haramku, ya... itung itung berbagi sedikit kebahagiaan –menurutku-
Di rumah, bila aku sedang suntuk atau sedikit saja masalah selalu ku lampiaskan pada keyla. Aku selalu memarahinya, aku tidak suka saat Keyla makan dengan kececeran. Aku tidak suka dia memindahkan barang ke tempat lain, aku tidak suka saat dia mandi dan membasahi dinding dinding lapuk kamar mandi. Aku benci saat dia tidak memencet odol dengan rapi. Aku benci saat dia masuk rumah dengan kaki kotor, dan mengotori rumahku yang tak berkeramik.
Tadinya aku berfikiran untuk menyekolahkan dia di SLB, tapi aku fikir, sayang sekali bila hasil kerja kerasku hanya untuk ditukar dengan pendidikan orang dungu, toh dia sudah dapat membaca dan menulis, hasil didikan dulu saat keluargaku masih mampu menyewa guru pribadi untuk Keyla.
Hari ini ulang tahunku, aku rindu ayah dan ibu, aku ingin mengenang mereka, mungkin bisa dengan kalungku. Kucari kalungku – hadiah ulang tahun ke 17 ku dari ayah-, perhiasan yang sangat sakral untukku. Tapi tak ku temukan dimanapun ku cari, akhirnya ku tanyakan pada Keyla, “ hey Keyla, kamu tahu di mana kalungku ?”, dan tahu apa jawabnya “ kemarin aku buat mainan pancing pancingan ikan kak... , waktu aku melawati sungai , kalungya jatuh ke sungai.” Dengan tnpa berdosanya dia menjawab begitu. Emosiku sudah memuncak, aku sudah tidak sanggup lagi tinggal dengan orang idiot seperti dia, ku usir dia dari rumahku, “kakak, aku nggak mau pisah sama kakak, aku masih pengen sama kakak, aku sayang kakak“ rengek Keyla, “ sekarang aku nggak butuh sayangmu, aku butuh kalungku ! kalung itu udah kayak pengganti ayah buat aku , sekarang kamu telah membunuh ayah untuk ke dua kalinya ! sekarang juga pergi, aku nggak pengen ketemu kamu !!! , kamu itu gadis pembawa sial.”, Keyla langsung berlari meninggalkanku. Dan aku bersyukur dia enyah dari hadapanku, aku bisa lebih bebas dan bahagia. Langsung saja aku pulang dan tidur, karena aku sudah terlampau pusing-mencari kalung-.
Saat bangun aku sudah berada di altar besar yang semuanya serba putih , dan samar samar aku melihat ada 2 orang berbaju putih mendekat menghampiriku, dan lama ku perhatikan ternyata mereka adalah ayah dan ibu, mereka mendekat dan memelukku, setelah dekapan mereka lepas, ayah tersenyum padaku seraya berkata “ Karraku, ternyata sudah dewasa, cantik dan mempesona. Dan pasti kamu menjadi gadis yang hebat menjalani kehidupan, terlebih kakak yang baik.”. ibupun juga bertanya “ dimana adikmu sayang ? pasti dia juga anak yang hebat karna selalu disayangi oleh kakak yang hebat.” GLEK. Nafasku tertehen di tenggorokan, Apa yang harus aku jawab ? bagaimana bila ayah dan ibu tahu apa yang telah ku perbuat ? “aku mengusir Keyla dari kehidupanku, bu” entah mengapa mulut ini tak bisa diajak berbohong. Ibu dan ayahpun langsung berbalik dan meninggalkanku. “JANGAANN PERGIIII “ teriaku. Aku pun terbangun, ternyata itu semua hanya mimpi.
Oh ya Keyla, aku merasa bersalah juga. Ku langakahkan kakiku menuju kamar Keyla, ku tiduri kasur kerasnya, kresek... kresek..., ada suara gesekan di bawah bantal. Ku buka bantal, dan ku temukan semacam buku harian. Milik siapa ? Keyla kah ? tapi buat apa Keyla punya diary, bukankah dia gadis dungu. Dan ternyata benar ini tulisan tangan Keyla.
Halaman pertama ku baca
Ya allah, kasihan kakak, kakak selalu pulang pagi, kakak pasti capek bekerja, aku ingin mijitin kakak yang kecapek’an, tapi aku takut kakak nggak mau terus nanti aku di marahin.
Halaman kedua
Allah kalau nanti aku sudah besar aku ingin seperti kak Karra, kak Karra itu cantik, kak Karra juga baik dia selalu merawatku, kak Karra juga orang yang suka bekerja. Aku sayang banget sama kak Karra, tapi kelihatanyya kak Karra membenciku. Allah apa yang harus aku lakuin biar kak Karra sayang sama aku ? aku mau kok setiap hari dimarahin, dipukulin juga nggak papa, yang penting kak Karra bisa sayang sama aku. Allah bantui aku ya ,,,, makasih Allah
Halaman ketiga
Allah, koq kak Karra akhir akhir ini sering minum obat, kak Karra sakit apa ya ? parah nggak ? aku nggak mau lihat kak Karra sakit, terus aku tadi sempet mbaca surat, tulisannya kak Karra itu punya penyakit gagal ginjal, penyakit apa sih itu ?, tapi Allah jangan bilang kak Karra ya, soalnya aku tadi lihatnya diem diem.
Halaman keempat
Tadi malem aku mimpi ketemu ibu lo , Allah tau nggak ibu jadi cantiiiikk banget, terus aku cerita cerita sama ibu, aku juga tanya apa itu gagal ginjal ?, terus ibu njelasin banyaaakkkk banget. Sekarang aku faham kak Karra lagi sakit ginjal, kata ibu kak Karra butuh benda yang namanya ginjal, dan ginjal kak Karra sekarang udah rusak. Aku kasihan sama kak Karra, boleh nggak ya kalau aku ngasih ginjalku ke kak karra. Terus kata ibu juga butuh uang yang banyak buat pengobatannya kak Karra. Aku pingin bantu kakak, kayak kakak yang selalu mbantuin aku. Allah pasti juga pingin mbantu kakak kan , kak Karra kan orangnya baik. Kita bantu kak Karra bareng bareng ya Allah, tapi jangan bilang bilang kak Karra. Sshhuuuttt.. diem diem.
Oh iya, ibu juga ngomong kalau ibu kangen aku, terus ibu mau njemput aku, karna aku juga kangen banget sama ibu, aku njawab aku mau, uhhh pingin cepet cepet ketemu ibu.
Apa maksud paragraf terakhir ini?entahlah, Halaman demi halaman semakin membuat dadaku sesak, dan sampailah aku di tulisan terakhir di buku ini.
Hari ini kak Karra ulang tahun , aku udah ngerencanain mau ngasih kado kak Karra, tapi nanti aja biar kejutan.
Aku ingin di ulang tahun kak Karra yang ke 23 ini, kak Karra tambah cantik, terus udah nggak sakit lagi, aku pingin kak Karra rajin sholat, soalnya aku nggak pernah liat kak Karra sholat, pernah 1 kali aku mbanggunin kak Karra Sholat Shubuh, eh malah kak Karra nampar aku, tapi nggak papa mungkin kak Karra lagi capek. Allah buat kak Karra rajin sholat ya . Terus aku pingin kak Karra ketemu sama pangeran kayak di barbie, kan kak Karra cantik sama baik, pasti banyak pangeran yang suka sama kak Karra. Pokoknya aku mau Allah ngasih semua yang baik baik buat kak karra. Allah lancarin kejutanku buat kak Karra ya.
Stop, sudah aku nggak kuat lagi mbaca tulisan Keyla, tulisannya pun juga sudah habis. Tok ... tok... ada orang yang mengetuk pintu rumahku. Siapa ya ? Keyla kah ?
“ assalummu’alaikum , “
“wa’alikum salam , oh pak RT ada apa ya pak ?”
“Karra , adik kamu ... “
“ yang bapak maksud Keyla, kebetulan Keyla sedang tidak ada di rumah. Apa ada yang bisa saya bantu ?”
“adikmu.... adikmu, mengalami musibah, tadi saat dia sedang berlari, dia tidak sengaja terperosot ke jurang, dan sekarang ,,,,, adikmu telah dilarikan ke UGD ”
Benarkah apa yang ku dengar ? nyawaku serasa tersedot gravitasi, aku lunglai jatuh ke bumi tanpa keseimbangan posisi. Kenapa ? kenapa semua ini terjadi begitu cepat, bak ramb
Tangisku tumpah dengan derasnya, “ pak, ayo pak tolong antar saya sekarang juga ke rumah sakit ayo pak.”
Di rumah sakit aku menemukan Keyla sudah terbujur kaku,dengan lebam di sekujur tubuhnya.yla ternyata kau meningggalkan kakak, terlebih dahulu. Maafkan Keyla kakak, kakak belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu.
Dokter memberiku semacam surat katanya titipan dari Keyla, saat menjelang ajal. Kubaca surat itu
Kak Karra selamat ulang tahun ya, semoga kakak bahagia selalu , kak aku tadi sudah di jemput sama ibu, aku pergi duluan ya kak. Oh ya ada kado buat kakak, kalung kakak sebenernya nggak hilang, kalungnya aku jual but berobat kakak, kata ibu, ayah sudah ikhlas kok. Terus ada satu lagi kak, hadiahnya ginjal, ginjal dari aku, biar kakak nggak sakit lagi. Aku tadi udah bilang ke dokter , katanya ginjalku nggak papa buat kado ulang tahun kakak. Kakak hadiahku diterima ya, nanti aku sedih lo kalau nggak kakak terima. Aku bakal bahagia kok kak bareng ibu sama ayah, katanya sih tempatnya namanya surga. Dada kakak
~ Selamat Ulang Tahun Kak Adinda Karrasti ~
Adik kakak
Keylania Swastika
Inikah peri kecil yang ku sia siakan kehadiranya ? inikah gadis baik yang kasih sayangnya selalu ku tampik ? oh tuhan , sungguh merugi aku, telah menyia nyiakan karunia terindah yang kau beri.
***
Satu bulan setelah kepergiaan Keyla, aku sudah, alhamdulillah sehat wal afiat, hadiah dari Keyla sudah banyak membantuku. Aku telah meninggalkan profesi laknatku, sekarang aku memilih untuk mengabdi di Panti Asuhan, berbagi kasih dengan mereka yang tak memilki orang tua.
Kebetulan hari ini aku akan berziarah ke makam Keyla, busanaku sekarang sudah berubah. Selalu ku lebarkan hijabku sampai ke bawah dada, ku longgarkan busana penutup aurotku. Keyla pasti bahagia melihat diriku yang sekarang.
Di makam Keyla, aku banyak bercerita kepadanya tentang perubahan yang kualami sekarang. Tak terasa sampai lelappun menyergap. Aku bermimpi dalam lelap. Deja vu, aku berada di altar putih yang luas, di sana aku melihat Keyla memakai baju serba putih, duduk di sebuah singgah sanaNya, bersayap putih dan mengenakan mahkota yang begitu indahnya,dan.... dan dia tersenyum padaku.
Bangun dari tidur, sebuah bunga kamboja jatuh tepat di pundakku. Bunga dari Keyla kah ini ? terima kasih Keyla .
Keylania Swastika, kutatap tulisan yang terpahat pada batu nisan di depanku. Ya Allah dia kah peri kecil yang kau kirimkan untuk makhluk hina sepertiku ? Peri yang menghadiahiku kado istimewa ?. Yang mengubah ulat menjijikan ini, menjadi kupu kupu yang menemukan titik kebahagiaan haqiqi. Allahu Akbar, Maha Besar Allah yang telah menuntunku kembali ke JalanNya, ke kehidupan yang telah berMETAMORFOSIS SEMPURNA.
PROFIL PENULIS
Gadis berusia 15 tahun di 8 Juli 2013 ini lahir di Tuban dan meniti ilmu
di ponpes Darul Ulum Jombang, baru mencoba - coba menulis cerpen.
No. Urut : 550
Tanggal Kirim : 09/01/2014 10:20:07
kereeeen (y)
BalasHapuspermainan katanya cukup unik !!
BalasHapusterus update dong ceritanya
BalasHapus