Rabu, 24 September 2014
CINTA SEMPURNA (Agnes Davonar)
” TAK ADA YANG BISA MENGGAMBARKAN BAGAIMANA SEMPURNANYA HIDUP SELAIN CINTA KITA KEPADA SESAMA”
Disebuah ruangan rumah sakit.
Popo terdiam. Menunggu dokter datang ke ruangan yang dingin dan penuh ornamen putih. Sesaat kemudian dokter melempat senyum padanya ketika tiba. Duduk saling berhadapan dengan Popo. Memberikan sebuah map berisikan hasil cek medis Popo. Lalu berkata.
“ Mas Popo. Anda masih berusia 25 tahun. Tapi sebelumnya saya ingin bertanya terlebih dahulu.. akhir-akhir ini apa yang ada rasakan pada diri anda..?”
Popo terdiam berusaha mengingat..
“saya merasa sudah melakukan sesuatu tapi saya jadi tak ingat apa yang saya lakukan. Hal itu terjadi berulang-ulang. Dan saya mulai merasa gila dengan semua ini.. kepala saya terasa berat..”
Dokter menarik nafas.
“baiklah.. anda positif menderita penyakit.. Alzheimer..”
“hah.. maksudnya..?”
“ sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil jadi dampaknya anda mulai sulit mengingat hal-hal yang anda lakukan..”
“ kok saya bisa kena penyakit kayak itu.. ?”
“mungkin bisa jadi factor keturunan..”
“saya tidak tau apakah ini dari orang tua saya, sebab mereka meninggal karena kecelakaan yang terjadi beberapa tahun lalu.. kalau kakek saya, saya memang tau dia pikun..tapi tidak tau kalau dia Alzheimer.. apakah bisa disembuhkan..?”
“ kita berdoa saja.. anda masih muda dan saya rasa bisa melewati walau dalam kejadian ini tidak ada yang pernah melewatinya.. dengan dibantu beberapa obat-obatan saya harap bisa..”
Popo terdiam, tak banyak yang ia tau tentang penyakit yang baru saja ia dapatkan dari vonis tersebut. Ia pulang ke rumah dengan perasaan bingung. Satu-satunya kebingungan yang harus ia lakukan adalah ketika ia mendapatkan sambutan dari adiknya yang bernama Martin. Ia menyambut sang kakak dengan cepat.
“kakak.. kakak sudah pulang.. mana.. permennya..”
Ia terdiam.. memperhatikan sang adik yang begitu memprihatikan dengan kondisi down sydnrom. Walau usia mereka hanya berbeda 2 tahun tapi sang adik tak bisa melakukan apapun seorang diri tanpa sang kakak. Ia menarik tangan sang adik yang padangan matanya tidak pernah fokus dan selalu memperhatikan langit-langit atap, berjalan dengan tubuh kaku.
“kita ke dapur untuk ambil permennya..”
Popo menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap adiknya ketika ibu dan ayah mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dulu, ia tak begitu pusing untuk mengurus sang adik. Karena ada ibu mereka, tapi kini semua ia lakukan demi bakti dan janjinya kepada ibu sebelum meninggal untuk merawat sang adik hingga akhir hayat. Walau berat, ia berusaha untuk melakukannya. Membantu sang adik menyiapkan makan, memberikan baju hangat disaat sang adik tertidur dan semuanya sampai sang adik hanya bisa melakukan hal-hal mandiri seperti tidur dan pergi ke toilet sendiri.
Lalu saat di dapur. Sang adik membawa sekotak alat music. Yang terdapat lagu ketika terbuka dan diputar. Ketika lagu itu terdengar, sang adik dengan gembira menari-menari. Di depan sang kakak yang sesungguhnya dalam keadaan sulit dan bingung terhadap penyakit yang ia alami sendiri. Tapi senyum turus sang adik setidaknya memberikan hiburan bagi keluarga kecil yang tersisa tersebut.
***
Seperti biasanya, setiap akhir pekan Popo akan mengajak rutin sang adik pergi ke taman bermain liburan yang penuh dengan komedi putar dan hiburan lain. Mereka tiba di taman bermain dan Popo mulai mengantarkan adiknya berkeliling bermain. Ia memperhatikan dari jauh dan terlihat senyum lebar sang adik yang bahagia. Tiba-tiba ketika sang adik sedang bermain komedi putar berbentuk kuda-kudaan. Popo secara spontan pulang. Ia mengendarai mobil dan pergi. Penyakit Alzheimarnya kambuh dan ia melupakan sang adik yang tak sadar seorang diri di sana.
Martin turun. Berdiri di tempat yang sama seingatnya sang kakak ada disana. Tapi sekalipun ia mencoba memandang arah sekitarnya dengan fokus. Maka tak ia lihat sosok sang kakak.
“kakak..”
Dari arah kejauhan. Seorang perempuan muda, dengan pakaian kemeja panjang dan celana panjang, memakai topi. Tanpa berjualan balon. Tapi itu hanya modusnya. Ia menawarkan balon sekaligus menjadi pencopet. Ketika pelanggangnya lengan maka dompet yang ada disakunya itu akan berpindah padanya. Martin tertarik akan balon itu. Ia melihat perempuan muda itu mengambil dompet dan berlalu. Ia mengikuti dan berdiri di ujung tempat sepi untuk mengambil isi uang di dompet dan melemparnya.
Ketika dompet itu dibuang. Martin mengambilnya. Perempuan itu memang melihat Martin tapi ia tau martin seperti orang idiot, tidak mungkin sadar apa yang ia lakukan. Lalu ia pun pergi berjualan balon sambil mencari mangsa. Martin mengikuti. Ketika Angel sibuk mencari mangsa. Pemilik dompet meyadari duitnya hilang lalu menemukan martin bersama dompetnya. Martin pun bingung serta ketakutan apalagi pemilik itu mulai memukulnya untuk meminta uangnya dikembalikan.
Perempuan itu pun menyadari. Ia awalnya tak ingin peduli tapi rasa simpatik membuatnya tak tega. Ia mencoba menolong martin dengan berpura-pura tak sengaja menemukan ceceran uang terjatuh di jalan sehingga menganggap martin tak sengaja menemukan dompet itu. Karena melihat martin memang tampak seperti orang bodoh. Akhirnya pemilik dompet itu melepaskannya. Kini tinggal Angel dan Martin bersamaan. Martin terus mengikuti angel.
“ loe uda gua tolong ngapain sih ikuti gua terus?”
Dengan wajah polos tak berarah.. martin tak menjawab. Angel berjalan kembali mencari mangsa. Karena kesal tak ada yang membeli balonnya ia pun melihat martin disampin tak jauh darinya.
“eh.. nama loe siapa? Loe ini ngapain disini?”
“martin.” Kata martin pendek.
‘tuh bisa ingat nama. Harusnya ingat dong dimana rumah loe.. pulang sana.. loe bikin jualan gua gak laku aja..”
“kata.. kakak.. mencuri itu tidak baik..””
“heh..” angel bingung.
Popo. Kembali kerumah melakukan aktifitasnya seperti biasa. Tanpa sadar ia meninggalkan sang adik. Ia tidur sejenak dan pekerjaannya sebagai konsultan tak begitu memelukan kantor untuk ditempati sehingga dari rumah pun ia bisa melakukan segalanya. Sedangkan di tempat hiburan. Martin tiba-tiba merasa lapar.
“lapar..”
“aduh ini anak benar-benar ngerepotin. Kalau uda gua kasih makan? Loe ingat kan dimana rumah dan keluarga loe..”
Martin tersenyum dan Angel merasa kasihan lalu mengajaknya makan di luar tempat hiburan sambil mencoba mencari tau siapa Martin. Tapi martin hanya ingat satu hal kalau ia punya kakak bernama Popo. Sisanya ia lupa dan sama sekali tak ingat apapun.
“jadi loe gak tau dimana loe tinggal?”
Martin menolehkan kepalanya.
“lalu gimana dong.. gak mungkin kan loe ikut gua terus…”
Martin lalu mengeluarkan kalung dari lehernya dan terdapat sebuah bros berbentuk hati yang bila terbuka terdapat foto kelurganya.
“ mama, papa dan kakak..” katanya
Angel memperhatikan isi foto itu, dimana terdapat keluarga martin sedang bersama dalam sebuah rumah sebuah villa yang tampaknya bukan pusat kota.. foto itu diambil saat beberapa tahun lalu. Angel melihat wajah kakak martin. Tampak tampang dan sepertinya mereka bukan berasal dari keluarga miskin. Tepikirlah ide licik sebagai nalurinya yang memang seorang kriminal untuk membantu Martin.
“yauda gua Angel.. ingetin nama gua ya.. loe ikut gua pulang hari ini aja.. semoga loe dari keluarga kaya awas kalau miskin..”
Jadi ia berpikir untuk mendapatkan uang dari membantu martin mencari kakaknya. Hari sudah larut malam. Angel pun membawa martin pulang ke apartementnya yang kecil dengan sang nenek yang cerewet tapi tidak bisa berjalan dan hanya di kursi roda karena terkena lumpuh di kaki. Kata-kata yang ia dengar pertama dari mulut sang nenek.
“dapat berapa duit hari ini?”
“gak dapat duit.. ada juga dapat tuh..?”” menunjuk pada Martin.
Sang nenek memperhatikan sang martin yang tampak berwajah bodoh.
“ emang dia ada duitnya gitu kamu bawa pulang? Kayak anak bodoh gitu..”
“mau gimana lagi, dia gak tau siapa keluarganya mau gak mau angel harus cariin tuh keluarganya. Semoga aja dari keluarga kaya jadi dapat duit banyak..”
“ pinter juga idemu Angel.. kalau gitu kita kasih makan yang banyak biar dia terawatt”
“uda tadi lima piring mangkok bakmi…” cetus Angel.
Martin pun tinggal bersama Angel dalam sebuah keluarga kecil yang terdapat nenek angel yang cerewet dan Angel sebagai tulang punggung. Sementara itu martin yang terbangun dari tidur.. tampak bingung ketika ia mencari adiknya di rumah. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi tapi tak sia-sia ia sama sekali tak ingat bahwa ia meninggalkan sang adik di tempat bermain hiburan. Sehingga ia kebingungan sendiri mencari sang adik dengan perasaan frustasi.
***
Seminggu berlalu
Angel berusaha mencari tau siapa keluarga martin tapi ia tak menemukan sama sekali orang yang mengenal Martin. Karena tidak bisa selamanya mencari tau keluarga martin akhirnya ia kembali bekerja. Kali ini sebagai penjual balon. Martin ikut dengannya berdagang berharap siapa tau da yang mengenal dan memberitahu Angel. Ketika Angel sedang berdagang balon. Tiba-tiba Martin menari sendiri ketika mendengar suara arunan lagu yang sama dengan kotak yang ia miliki bila terbuka akan terdenga suara.
Angel melihat kelucuan itu dan banyak yang melihatnya. Ketika martin usai menarik layaknya penghibur, banyak yang memberikan uang di kaki tempatnya berpijak. Angel melihat itu sebagai uang. Terpikirlah untuk mendadani martin seperti badut sehingga ia bisa menghasilkan uang dari martin. Setidaknya dengan menarik perhatian orang banyak. Maka dengan mudah martin bisa dtemukan oleh keluarganya. Memang tidak sia-sia keadaan martin yang tampak bodoh membuat ibah banyak orang sehingga memberikan uang. Kalau sudah demikian halnya, angel bisa memberikan makan enak usai bekerja seharian dan nenek di rumah akan senang.
Hari –hari berlalu dengan keadaan yang sama. Martin tampak bahagia melewati hari bersama Angel. Dan Angel mulai terbiasa dengan Martin walau sadar bahwa ia juga harus segera mencari tau keberadaan keluarga Martin. Popo terkadang mulai ingat akan keberadaan adiknya tapi terkadang pula ia tak sadar kalau ia punya seorang adik. Jadi ia seperti tak sadar bahwa ia harus mencari sang adik, keadaannya yang samakin parah ditambah dengan kondisi tubuh yang lemah karena sejak kecil punya memiliki paru paru basah. Akhirnya membuat ia sering berada di rumah untuk beristirahat.
Suatu ketika ia terbangun memperhatikan foto-foto keluarganya di rumah dan entah bagaimana ia bisa mengingat semua tentang adiknya dan saat itu ia sadar ia meninggalkan sang adik di taman bermain. Pergilah ia mencari sang adik dan setiba disana ia mencoba mencari sang adik ditempat tempat yang selalu ia ingat adiknya suka bermain. Ketika waktu sudah mendekatkan keduanya, penyakitnya kambuh dan sekejap waktu ia lupa sang adik yang kini berdiri di sampingnya dalam dandanan dangdut akibat ulah Angel.
“kakak..”kata Martin.
Popo hanya menatap martin kosong karena tak ingat siapa sosok sang adik. Angel mendekat dan mempertanyakan apa yang terjadi karena martin tiba-tiba berhenti menari. Ia jadi sadar kalau martin melihat sosok sang kakak. Tapi sang kakak yang tak ingat dengannya berlalu begitu saja.
“kakak.. kakak..” kata yang terus terucap oleh mulut martin.
“ kamu bertemu kakak kamu.. mana dia?”
“kakak pergi.. pergi..”
Angel mencari cari dimana sosok kakak yang Martin maksud dan menemukan seorang pria berjalan sendiri ke arah mobil. Lalu ia berlari mendekat.
“tuan tuan tunggu..”
“kenapa?”
“kamu kakaknya martin?”
“ martin siapa saya tidak kenal..”kata popo membuat angel bingung..
“maaf saya terburu-buru saya harus pergi..” kata popo masuk ke mobil dan angel coba menahan tapi pria itu pergi.
Martin muncul di hadapan angel..
“kenapa kakak pergi..”
Angel sendiri kebingungan untuk menjawab mengapa Popo meninggalkan Martin begitu saja.. mereka tidak pernah tau kalau Popo terkena penyakit alzheimar sehingga lupa akan sang adik.
***
Beberapa waktu kemudian. Setelah semua berjalan dengan waktu. Angel akhirnya mau tak mau hidup bersama Martin, ia dan nenek sudah menganggap martin seperti keluarga dengan kerterbatasan yang ia miliki. Tak pernah angel menyebut nyebut nama sang kakak di hadapan martin. Mungkin angel sadar, kalau martin dengan keadaan seperti ini tidak akan pernah mau diterima oleh sang kakak lagi sehingga ia dibuang. Bagaimana dengan kedua orang tua martin, angel akhirnya tau dari kelimat sudah pergi ke surga di sebutkan martin.
Suatu ketika angel sedang bekerja. Karena dianggap bekerja secara ilegar dan ketauan melakukan pencurian terhadap calon pembeli balonnya akhirnya ia ditangkap bersama Martin. Polisi pun menyelediki siapa martin dan akhirnya berhasil menemukan sosok sang kakak yang Popo. Popo dipanggil ke kantor polisi. Untuk menjemput sang adik. Angel sediri mendapatkan tuntutan lain yaitu ekspolitasi terhadap Martin yang mengalami penyakit mental. Popo ketika melihat sang adik mulai bisa mengingat semua tentang sang adik walau terkadang ia lupa.
Akhirnya keduanya pulang. Sedangkan Angel di penjara. Satu kata terakhir yang ia ucapkan kepada martin sebelum mereka berpisah.
“walau loe tampak bodoh tapi gue tau loe ini sebenarnya orang yang berbakat. Sana kembali sama kakak loe. Hidup bahagia jangan saat sama gue ya.. “ ucap angel dengan berkaca-kaca.
“kakak..” kata martin terakhir kali sebelum polisi memisahkan mereka.
Angel pun menangis dibalik teruji yang menjadi rumah barunya tersebut.
***
Akhirnya angel disidang. Ia menghadapi tuntutan vonis tentang ekpolitasi manusia dan pencurian. Tak ada yang bisa meringan beban hukumannya. Sang nenek hanya bisa menangis tapi saat itu tiba-tiba Martin muncul bersama Popo. Popo menjadi saksi berkat bantuan pengacara Angel yang antusias menghubungin popo. Terbukalah semuanya mengapa sampai Martin bisa bersama Angel. Hakim yang mendengarkan kisah popo yang menderita Alzhaimar akhirnya bersimpatik terhadap seungguhnya niat baik Angel. Kasus pencurian angel tetap pada tuntutan ia hanya di hukum 3 bulan dan dapat keluarga dari penjara karena menjalanin masa penahanan yang sudah 3 bulan lamanya.
Martin mendekati angel memeluk sang malaikat yang telah menyelamatkannya dari tersesat.
“dasar bodoh.. kenapa kesini lagi.. “kata angel penuh air mata.
“rindu kakak dan bantu kakak..”
Popo mendekat dan mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diberikan angel. Sejak saat itu popo berpikir untuk masa depan sang adik. Ia sadar hidupnya selalu tanpa kepastian. Martin telah menemukan sosok yang dekat dan bisa membantunya menjadi lebih mandiri yaitu Angel. Ia meminta Angel untuk menjadi saudara Martin. Angel tak menolak tawaran itu. Ia pun membantu Martin untuk hidup lebih mandiri dengan apa yang bisa ia lakukan.
Popo setahun kemudian meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Angel pun merawat sang adik baru dan nenek yang cintai menjadi keluarga baru. Martin melakukan beberapa terapi untuk melatih beberapa kemampuannya dengan metode ilmiah dan secara perlahan mulai menjadi terlihat lebih baik dari sebelum-sebelumnya..
Ketika itu kelak harapan mereka hanya satu. Tidak ada lagi yang bisa melupakan dan melihat seseorang dengan fisik yang memiliki kekurangan sebagai cacian. Tapi jadikan mereka yang tak bisa melakukan segala sesuatu dengan baik sebagai pelajaran bahwa mereka adalah bagian dari warna kehidupan yang layak kita hargai sebagai umat manusia yang mencintai sesama.
tamat
Share This!
Label:
Agnes Davonar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kisah yang sempurna !
BalasHapuskarya agnes davonar memang jempolan
BalasHapus