Mata Afi terbelalak kaget. Ia melihat orang yang ia sayangi, Tomo, mempunyai sayap di punggungnya. Dan juga ia melihat sahabatnya, Michiko dengan kuping dan ekor serigala di tubuhnya, begitu juga dengan Koji. Afi tak percaya. Afi telah memberikan hatinya kepada seorang malaikat, bukan manusia.
Dengan wajah yang penuh sesal, Tomo menghadap pangeran mahkota, Koji.
“Maafkan aku, mereka telah menemukanku” kata Tomo menyesal
“Sudah ku tebak. Auramu itu sangat kuat, jadi mudah sekali bagi musuh untuk mengetahuinya” jawab Koji
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Tomo
“Kita harus lebih hati-hati lagi. Aku akan kembali ke Wonder ketika ayah memanggilku. Tapi khusus untukmu, kau harus menyelesaikan masalahmu dulu disini. Kau harus melindunginya” kata Koji kemudian menoleh ke arah Afi.
Sekarang Tomo mengerti, kenapa perasaannya begitu tak tenang tadi.
Hari-hari selanjutnya mereka jalani dengan waspada. Terlebih lagi, mereka tak hanya melindungi diri mereka sendiri sekarang, tetapi mereka juga melindungi Afi.
Suatu malam, ketika Afi dan Tomo sedang berjalan-jalan di pasar malam. Tomo melihat wajah Atsuko di tengah-tengah keramaian. Dengan seringainya yang menakutkan, Atsuko menembak mereka dengan bola api. Atsuko tak mengkhawatirkan sekitarnya, ia nampak tak perduli dengan orang-orang. Atsuko menampakkan wujud aslinya, kemudian ia terbang, menyerbu sang mangsa, Tomo. Dengan sangat terpaksa, Tomo juga memperlihatkan wujud aslinya. Masyarakat yang melihat pertempuran itu nampak takut. Untuk mengurangi sorotan mata, Tomo memancing Atsuko ke tempat yang sepi. Di tengah hutan, mereka bertarung.
Dengan mengerahkan seluruh nafsunya, Atsuko menyerang Tomo menggunakan bola apinya. Berbeda dengan Atsuko, Tomo melayaninya dengan tenang, ia melawan menggunakan trik yang ia lakukan, agar tenanganya tak terkuras habis. Api dan es. Hal yang sangat kontras. Atsuko dan Tomo memang musuh bebuyutan dari dulu.
Dengan jurus terakhir yang ingin ia keluarkan pada malam itu, tomo dapat mengalahkan Atsuko. Ia mengikat Atsuko dengan esnya. Kemudian, ia mengubur Atsuko dengan dedaunan. Setelah itu, Tomo langsung terbang, melarikan diri.
“Arrrghh.. awas kau tomo! Lain kali akan ku cabik habis kau!” teriak Atsuko, sehingga membuat burung-burung yang ada di hutan itu terbang ketakutan.
Tomo terkekeh mendengar teriakkan musuhnya itu.
“Jika Atsuko berani berbuat seperti itu, maka…” Koji menggantungkan kalimatnya
“Baekhyun juga berada di sekitarnya” lanjut Michiko
Koji yang mengetahui tentang penyerangan Atsuko langsung membuat taktik. Michiko, Tomo, dan Koji sendiri tentunya sedang berunding membuat taktik untuk melawan Atsuko.
Sedangkan Afi berdiri menatap langit di balkon markas..
Ia meneteskan air mata.
“Akankah pertempuran dimulai? Akankah Tomo berpisah denganku? Apakah aku harus ikut ke dunianya?” tangis Afi
Hari baru datang, namun keteganagnlah yang mucul. Genderang perperangan telah dimainkan. Koji, Michiko, Tomo dan Afi melangkah keluar markas. Mereka tak bisa berdiam diri terus di markas, mereka harus menghadapi sang musuh. Mereka sudah memakai peralatan perang mereka.
Mereka berjalan ke sebuah bukit, jauh dari permukiman warga.
Sebuah seringaian menyambut mereka dari Baekhyun, pangeran mahkota kerajaan lawan. Rahang Koji mengeras. Ia bertemu lagi dengan musuh lamanya. Musuh dalam selimut.
Dulu, 500 tahun yang lalu Koji dan Baekhyun bersahabat. Namun persahabatan itu putus karena Baekhyun mengkhianati Koji. Ia merebut Michiko dari pelukkannya. Cinta memang pernah ada di antara hati Baekhyun dengan Michiko. Namun, Michiko tersadar bahwa Baekhyun bukanlah orang yang baik. Michiko telah dihipnotis olehnya. Kemudian Michiko kembali ke pelukan Koji.
Setelah kejadian itu, kerajaan Baekhyun, North Sky mulai rakus akan kekuasaan. Kerajaan North Sky ingin mengambil daerah kekuasaan milik Kerajaan Koji, South sky. Perperangan yang pertamapun terjadi. Untuk perperangan yang pertama, di menangkan oleh kerajaan Koji. Dan sekarang, mereka mulai lagi perperangan itu.
“Ahh, Koji. Sudah lama tak bertemu” kata Baekhyun kemudian tersenyum licik.
“Michiko, apa kabar?” lanjut Baekhyun.
Koji langsung menyeringai. Matanya menatap Baekhyun penuh dengan kebencian. Baekhyun yang melihat kejadian itu hanya tertawa. Kemudian menajamkan pandangannya.
“Apakah kau takut jika Michiko-mu itu kembali lagi padaku?” goda Baekhyun.
“Jaga bicaramu itu! Dasar kucing belang kau!” balas Koji emosi
“Apa katamu? Kucing belang? Cih.. enyahlah kau dari hadapanku!” jawab Baekhyun naik pitam. Ia berubah bentuk ke wujud aslinya. Kuping dan ekor srigala pun muncul di tubuhnya. Aura dendam Nampak di wajahnya. Kemudian ia memberikan serangan kepada Koji dengan senapan ampuhnya itu.
Dengan kecepatan bak cahaya, Koji menghindari tembakan dari Baekhyun. Beberapa menit kemudian, Baekhyun mengubah senapannya menjadi pedang. Tak mau kalah dengan Baekhyun, Koji juga mengeluarkan pedang miliknya.
Mata mereka saling menatap tajam.
“yaaaaaa!!!” teriak Koji sebelum menyerang Baekhyun. Ia mengadu pedangnya dengan pedang Baekhyun. Keduanya sama kuat. Namun untuk kecepatan, Koji lah juaranya. Dalam menggunakan pedang, Koji selalu menggunakan kecepatan dan ketepatan agar energinya tak terbuang begitu banyak.
Di sisi lain, kedua malaikat juga sedang bertarung. Kini mereka akan menyelesaikan pertempuran mereka.
“Kini aku tidak akan kalah darimu Tomo!” kata Atsuko berapi-api
“Coba saja kalau kau bisa” jawab Tomo kemudian tersenyum manis. Atsuko kebingungan melihat musuhnya itu tersenyum begitu manis.
“Jika kau tidak hati-hati, jika kau langsung terpaku melihat pesonaku, kau bisa mati” kata Tomo berbisik di kuping Atsuko. Atsuko terkaget, matanya terbelalak. Ia menoleh ke belakang, namun taka da Tomo disitu. Tomo berpindah begitu cepat. Ia sengaja membuat Atsuko kebingungan.
Tiba-tiba tembakan bola api mengenai bahu Tomo. Ia terlambat menghindar.
“Jangan main-main denganku!” gertak Atsuko.
“Baiklah, ayo selesaikan semua ini” kata Tomo kemudian bangkit menyerang Atsuko.
Kemudian keduanya benar-benar bertarung. Keduanya juga mengeluarkan jurus-jurus yang belum pernah mereka perlihatkan.
Ketika Atsuko menyerang Tomo habis-habisan dengan bola apinya, Tomo hanya bisa berlindung di balik perisainya. Kemudian, ketika Atsuko kehabisan tenaga, Tomo baru menyerang. Ia menggunakan jurus kejamnya. Pertama, ia akan mengusik fikiran Atsuko. Kemudian, ia membuat Atsuko ketakutan. Lalu setelah itu, ia baru menggunakan kekuatan esnya.
Akhirnya Atsuko mati. Tubuhnya tertusuk es dari belakang. Kemudian Tomo juga membekukannya. Kemudian melemparkan bongkahan es berisi Atsuko itu ke Baekhyun.
“Hei, ini ku kembalikan sip ayah mu” kata Tomo kemudian melemparkan bongkahan es yang di dalamnya ada mayat Atsuko.
“Tidak, tidak mungkin” kata Baekhyun tidak percaya.
“Kenapa? Merasa tidak percaya diri sekarang?” ejek Koji
“Ada atau tidaknya Atsuko itu tidak penting, asalkan aku bisa membunuhmu dengan tanganku sendiri” kata Baekhyun kemudian menyerang Koji
Sedangkan Michiko…
“Menyerahlah atau aku akan membunuhmu” kata Kai, prajurit pelindung Baekhyun.
“Cih.. lakukan kalau kau bisa” balas Michiko
“Aku tidak akan memukul perempuan” elak Kai
“Simpanlah omong kosongmu itu” jawab Michiko kemudian menembakkan peluru ke arah Kai. Meleset. Sejurus kemudian, Kai naik pitam. Ia berlari ke arah Michiko kemudian berubah menjadi seekor serigala coklat besar. Tak mau kalah, Michiko juga berubah ke bentuk serigala berwarna ungu. Meskipun Michiko bergender betina, kekuatannya tak kalah dengan serigala jantan.
Keselamatan Kai, terancam. Michiko benar-benar tangguh. Kai mulai putar otak. Kemudian ia melihat seorang manusia disana. Kai langsung berlari ke arah manusia itu. Dan bertransformasi lagi menjadi manusia. Ia membekap Afi. Afi tak bisa melawan Kai, jelas saja postur Kai lebih tinggi darinya dan juga tenaganya melebihi manusia.
“Kau ingin menyerah atau gadis ini akan mati?!” kata Kai sambil menyodorkan pisau ke leher Afi.
“Michiko!” teriak Afi ketakutan
Michiko tak dapat berbuat apa-apa. Ia tak ingin Afi menjadi korban dalam pertempuran ini, namun ia juga tak ingin menyerah. Ia hanya bisa mengaum meminta pertolongan.
BRUKK…
Kai terjatuh. Ia terbunuh.
“Tomo..” gumam Afi setelah melihat Tomo membunuh Kai dengan satu jurus saja. Ia kaget, melihat Tomo yang seperti malaikat pencabut nyawa. Kemudian Michiko bertransformasi kembali menjadi manusia.
“Terimakasih sudah datang tepat waktu, aku tak tau apa yang terjadi jika kau datang terlambat” kata Michiko
“Aku hanya.. hanya ingin Afi tak terluka” kata Tomo kemudian berjalan mendekati Afi.
“Tomo..” panggil Afi. Pipi Afi basah. Air matanya tak dapat dibendung lagi
“Maafkan aku membuatmu takut. Aku hanya ingin kau tak terluka” kata Tomo kemudian memeluk Afi
Afi menangis di pelukan Tomo. Ia menangis karena dua hal. Ia ketakutan karena hal yang barusan terjadi dan karena kenyataan bahwa Tomo bukan manusia.
“Tomo, lindungilah Afi. Aku ingin bertempur bersama Koji” kata Michiko. Tomo hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian Michiko bertransformasi lagi menjadi serigala, kemudian ia berlari menuju tempat Koji bertarung dengan Baekhyun.
“Apakah kau tak lelah jika kau seperti ini terus?” kata Michiko yang sudah kembali berwujud manusia.
Baekhyun dan Koji berhenti bertarung sejenak. Keduanya mundur beberapa langkah.
“Apa pedulimu jika aku terus seperti ini?” jawab Baekhyun
“Apa kau tidak berfikir bahwa prajuritmu yang telah mati itu memiliki keluarga di rumah? Yang menantikan mereka di rumah? Apa begini calon raja kerajaan North Sky?” jelas Michiko
“Jangan sok peduli padaku. Aku tak butuh itu” jawab Baekhyun kemudian menyeka darah yang ada di sudut bibirnya dengan punggung tangannya.
Michiko berjalan menuju Koji. Ia berdiri tepat di samping Koji.
“Kalau begitu, mari kita selesaikan perang ini” kata Michiko
“Baiklah, siapa takut” jawab Baekhyun sembari memberi isyarat kepada para prajuritnya untuk segera menghabisi Michiko dan Koji. Para prajurit itu mengepung Koji dan Michiko.
Kemudian Michiko menengok ke arah Koji.
“Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Demi apapun aku menyayangimu lebih dari apapun” kata Koji pasrah
Michiko tersenyum mendengarnya. Dalam hati ia menangis, karena perkataan Koji barusan seperti kata-kata perpisahan. Kemudian ia mengangguk, memberikan isyarat ‘mari lakukan yang terbaik’. Kemudian mereka pasang kuda-kuda, bersiap melawan musuh.
Sejurus kemudian, Baekhyun memetikkan jarinya, memberi isyarat ‘serbuuu!’ pada para prajuritnya itu.
Prajurit pun melakukan serangan. Dengan sekuat tenaga, Michiko dan Koji melawan 6 orang prajurit. Apapun yang terjadi nanti, kalah maupun menang. Mereka percaya, mereka akan terus bersama sampai kapanpun.
TING… TING…
Bunyi lonceng berdenting..
Musim dingin datang. Afi menatap langit yang cerah pagi itu. Merasakan hembusan angina yang mulai terasa dingin.
“Tomo, apakah kau melihatku disana?” kata Afi. beberapa detik kemudian, matanya berlinang air mata. Mengingat kejadian seminggu lalu. Pertempuran waktu itu…
“Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Demi apapun aku menyayangimu lebih dari apapun” kata Koji pasrah
Baekhyun menjentikkan jarinya. Kemudian para prajurit menyerang Michiko dan Koji. Pertempuran sengit terjadi. Michiko dan Koji berjuang habis-habisan.
Tomo berteleportasi ke tempat Koji. Tomo dan Koji bertukar tempat. Sehingga yang melawan para prajurit adalah Tomo dan Michiko. Sedangkan Koji…
BRUKKK…
Baekhyun terjatuh. Ia memegangi pedang yang tertancap di dada sebelah kirinya. Baekhyun berbalik ke belakang, melihat Koji berdiri di belakangnya.
“Kau…” kata Baekhyun
“Maaf, aku harus melakukan ini. Aku tidak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi jika kau tetap hidup. Kau sahabat yang baik. Terimakasih. Sampai jumpa..” kata Koji sedih.
Baekhyun terjatuh. Ia meneteskan air mata, namun kemudian ia tersenyum.
“terimakasih” kata Baekhyun yang terakhir.
Kemudian langit yang tadinya gelap, kini perlahan mulai membuka celah-celah untuk sinar matahari masuk.
Kemudian dari langit, datanglah keluarga Koji. Mereka datang untuk menjemputnya. Menjemput Koji, Michiko dan juga… Tomo.
Hati Afi semakin sakit ketika ia harus berpisah dengan Tomo.
“Haruskah aku ikut ke duniamu?” Tanya Afi. matanya menampakkan kesediahan yang luar biasa.
“Tidak. Kau harus tetap disini. Menjalankan kehidupanmu, tanpa aku di sisimu”
Afi menunduk, ia menangis. Ia tak tau harus berkata apa lagi.
Tomo memegang dagu Afi, kemudian mendongakkannya agar ia dapat melihat wajah Afi.
Mata mereka saling bertemu. Keduanya menampakkan ekspresi yang sama, sedih tak ingin berpisah dengan orang yang ia sayangi.
Kemudian Tomo menggenggam tangan Afi dan mendekat ke wajah Afi. mencium kening Afi.
“Percayalah bahwa aku selalu ada di dekatmu. Aku akan selalu mengawasimu. Aku takkan melupakanmu. Aku mencintaimu” kata Tomo
Perlahan genggaman tangan itu mulai merenggang. Tomo mengepakkan sayapnya. Ia harus segera pergi, kembali ke planet Wonder. Sampai akhirnya, genggaman tangan mereka terlepas. Tomo meneteskan air mata. Ia juga berharap bahwa ia bisa terus bersama Afi. Namun kenyataan berbeda dari yang ia inginkan.
Kini Afi mulai melakukan kegiatannya. Ia mulai ceria.
Dari sisi lain, ada seorang malaikat yang mengikuti kemanapun perginya dari kejauhan. Ia terbang, mengamati dengan lembut, gadis yang ia cintai..
Cerpen Karangan: Uci Pradipta
Blog: ulalabilanglompat.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar